Dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, policy brief dan teknologi tepat guna menjadi dua di antara sekian bentuk hasil luaran. Adapun tujuan dari kedua luaran tersebut adalah untuk mendiseminasikan hasil dari kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kepada para pemangku kepentingan seperti pemerintah, masyarakat, dan dunia industri. Demikian sebagaimana terungkap dalam Workshop Penulisan Luaran Pengabdian kepada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya (UB) pada Rabu (11/12).

Salah satu pakar pembuatan policy brief di Universitas Brawijaya Wawan Sobari S.IP., MA., PhD., menyampaikan dokumen kebijakan seperti policy brief sering digunakan untuk menyampaikan informasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara ringkas dan strategis. “Tentunya diperlukan keterampilan untuk menyampaikan pesan secara jelas, relevan, dan sesuai konteks,” demikian ungkap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB itu.
Sebuah policy brief yang efektif menurut Wawan, haruslah jelas dan fokus, ringkas, kredibel, relevan, dan dapat ditindaklanjuti.Guna memenuhi kriteria tersebut maka hal pertama yang dapat dilakukan seorang peneliti adalah melakukan identifikasi audiens. Langkah berikutnya yaitu mendefinisikan tujuan dan masalah. Kemudian ia harus mengumpulkan dan menganalisis data, membuat struktur yang logis dan ringkas, menuliskan rekomendasi yang spesifik. Hal yang juga harus dilakukan adalah penggunaan bahasa yang sederhana dan jelas, serta diperkuat oleh desain visual yang menarik. Langkah berikut yang bisa dilakukan yaitu melakukan revisi dan penyuntingan.
Sementara itu Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagai ilmu pengetahuan yang dikembangkan, harus mengabdi kepada kepentingan masyarakat, yang termanfaatkan secara maksimal bagi pengembangan ilmu lebih lanjut, bagi masyarakat, pemerintah dan industri. Dengan meningkatnya adopsi kemanfaatan oleh masyarakat maka bisa dikatakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dan tepat sasaran.
Dr. Asus Maizar Suryanto H., SPi., MP., dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB sebagai salah satu pakar TTG yang ada di UB menyampaikan, TTG sendiri merupakan inovasi yang dirancang sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal tanpa merusak lingkungan atau budaya setempat. Ia juga harus mudah digunakan, bisa menghemat biaya, ramah lingkungan, dan yang terpenting adalah keberkelanjutan dari inovasi tersebut. Muara dari TTG yaitu meningkatkan produktivitas dan terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Merancang Policy Brief dan TTG yang Efektif dan Efisien